Alprazolam merupakan salah satu dari golongan obat Benzodiazepines atau
disebut juga Minor Transquillizer dimana golongan ini merupakan obat yang paling
umum digunakan sebagai anti ansietas. Alprazolam merupakan obat anti ansietas dan anti panik yang efektif
digunakan untuk mengurangi rangsangan abnormal pada otak, menghambat
neurotransmitter asam gama-aminobutirat (GABA) dalam otak sehingga menyebabkan
efek penenang. Alprazolam diabsorbsi dengan baik di dalam saluran pencernaan dan
bekerja cepat dalam mengatasi gejala ansietas pada minggu pertama
pemakaian. Alprazolam memiliki waktu paruh yang pendek yaitu 12 – 15 jam dan efek
sedasi (mengantuk) lebih pendek dibanding Benzodiazepines lainnya, sehingga
tidak akan terlalu mengganggu aktivitas. Alprazolam juga aman digunakan bagi penderita gangguan fungsi hati dan
ginjal dengan pemakaian di bawah pengawasan dokter.
1.
Struktur
Kimia
|
2.
Sifat
Fisika Kimia
Nama kimia : 8-kloro-1-metil-6-fenil-4H-triazolo[4,3-α]-benzodiazepina
Rumus molekul : C17H13ClN4
Berat moleku : 308,77
Pemerian : Serbuk hablur putih sampai hampir putih, melebur
pada ±
225oC
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etil
asetat, agak
sukar larut dalam aseton, larut dalam
metanol, mudah larut
dalam kloroform (Ditjen POM, 1995)
3.
Mekanisme
Sintesis Alprazolam
4.
Nama
Sediaan
Nama
sediaan dari alprazolam yang terdapat di pasaran meliputi:
-
Xanax
XR - Calmlet
-
Alganax -
Feprax
-
Alprazolam
OGB Dexa - Frixitas
-
Alviz - Soxietas
-
Atarax - Zypraz
Bentuk sediaan
yang ada dipasaran: Tablet 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg.
5.
Dosis
Ansietas : 0,25 - 0,5
mg 3 kali sehari. Max 4 mg sehari dalam dosis terbagi. Gangguan panik :
0,5 - 1,0 mg diberikan pada malam hari atau 0,5 mg 3 kali sehari. Untuk pasien
usia lanjut, debil dan gangguan fungsi hati berat : 0,25 mg 2-3 kali sehari.
Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.
6.
Kegunaan
Kegunaan obat ini terutama untuk
Anti-anxietas dan anti panik. Pada saat keadaan cemas dan panik terjadi
penurunan sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A, 5HT2A/2C,
meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic
pada saraf pusat, terutama reseptor alfa-2 katekolamin, meningkatnya aktivitas
locus coereleus yang mengakibatkan teraktivasinya aksis
hipotalamus-pituitari-adrenal (biasanya berespons abnormal terhadap klonidin
pada pasien dengan panic disorder), meningkatnya aktivitas
metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat (biasanya sodium laktat yang
kemudian diubah menjadi CO2 (hiperseansitivitas batang otak terhadap
CO2), menurunnya sensitivitas reseptor GABA-A sehingga menyebabkan efek
eksitatorik melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid
circuitries, model neuroanatomik memprediksikan panic attack dimediasi
oleh fear network pada otak yang melibatkan amygdale,
hypothalamus, dan pusat batang otak.
Sehingga, terapi yang diberikan
pada kecemasan yaitu anxiolitik atau antianxietas yang bekerja pada reseptor
GABA dengan memperkuat aksi inhibitor GABA-ergic neuron sehingga hiperaktivitas
mereda.
7.
Efek
Farmakologi
Farmakodinamik
alprazolam merupakan derivat triazolo benzodiazepin dengan efek cepat dan sifat
umum yang mirip dengan diazepam. Alprazolam merupakan anti ansietas dan anti
panik yang efektif. Mekanisme kerjanya yang pasti belum diketahui. Efek
tersebut diduga disebabkan oleh ikatan alprazolam dengan reseptor-reseptor
spesifik yang terdapat pada susunan saraf pusat. Secara klinis, semua senyawa
benzodiazepin menyebabkan depresi susunan saraf pusat yang bervariasi
tergantung pada dosis yang diberikan. Farmakokinetik Pada pemberian secara
oral, alprazolam diabsorpsi dengan baik dan absorpsinya tidak dipengaruhi oleh
makanan sehingga dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Konsentrasi puncak
dalam darah dicapai dalam waktu 1 - 2 jam setelah pemberian oral dengan waktu
paruh eliminasinya adalah 12 - 15 jam. Waktu paruh ini berbeda-beda untuk
pasien usia lanjut (16,3 jam), orang dewasa sehat (11 jam), pasien dengan
gangguan fungsi hati (antara 5,8 - 65,3 jam) serta pada pasien dengan masalah
obesitas (9,9 - 40,4 jam). Sekitar 70 - 80% alprazolam terikat oleh protein
plasma. Alprazolam mengalami metabolisme di hati menjadi metabolit aktifnya dan
metabolit lainnya yang tidak aktif. Metabolit aktif ini memiliki kekuatan 1 kali dibandingkan dengan
alprazolam, tetapi waktu paruh metabolit ini hampir sama dengan alprazolam.
Ekskresi alprazolam sebagian besar melalui urin, sebagian melalui ASI dan dapat
melalui sawar plasenta.
8.
Interaksi
Obat
- Dengan Obat Lain:
Antifungi golongan azol, siprofloksasin, klaritromisin,
diklofenak, doksisiklin, eritromisin, isoniasid, nikardipin, propofol, protease
inhibitor, kuinidin, verapamil meningkatkan efek alprazolam. Kontraindikasi
dengan itrakenazol dan ketokenazol. Menguatkan efek depresi SSP analgetik
narkotik, etanol, barbiturat, antidepresan siklik, antihistamin,
hipnotik-sedatif. Alprazolam dapat meningkatkan efek amfetamin, beta bloker
tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain, paroksetin, risperidon,
ritonavir, antidepresan trisiklik dan substrat CYP2D6 lainnya. Alprazolam meningkatkan
konsentrasi plasma imipramin dan desipiramin. Aminoglutetimid, karbamasepin,
nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin menurunkan efek alprazolam.
- Dengan Makanan:
Merokok menurunkan konsentrasi alprazolam sampai 50 %.
Jus grapefruit meningkatkan konsentrasi alprazolam. Makanan tinggi lemak, 2 jam
sebelum pemberian bentuk lepas terkendali dapat memperpanjang Cmaks sampai 25
%. Sedangkan pemberian segera sesudah makan akan menurunkan Tmaks, bila makanan
diberikan >=1 jam sesudah pemberian obat T maks akan meningkat 30 %.
9. Efek Samping
Jika kita menggunakan alprazolam
kita menjadi sulit lepas dari obat ini karena memang memiliki potensi
ketergantungan yang besar jika dipakai lebih dari dua minggu saja. Sulit lepas
ini juga disebabkan karena efek putus zat obat ini sangat tidak nyaman, ada
yang langsung tiba-tiba stop dan merasakan kecemasan yang lebih parah daripada
sebelumnya.
Maka dari itu penggunaan obat ini
harus hati-hati dan kalau bisa sesuai dengan indikasi saja. Belakangan karena
potensi ketergantungan, toleransi (makin besar pake makin lama) dan reaksi
putus zat, obat ini sudah tidak menjadi pilihan pertama lagi sebagai obat
anticemas di Amerika Serikat, di sana lebih cenderung menggunakan Antidepresan
gol SSRI seperti Sertraline, Fluoxetine, Paroxetine (Paxil).
Selain itu ESO yang ditimbulkan
SSP: depresi, mengantuk, disartria (gangguan berbicara), lelah, sakit kepala,
hiperresponsif, kepala terasa ringan, gangguan ingatan, sedasi;
Metabolisme-endokrin: penurunan libido, gangguan menstruasi; Saluran cerna:
peningkatan atau penurunan selera makan, penurunan salivasi,
penurunan/peningkatan berat badan, mulut kering (xerostomia).
10.
Peringatan
Selama menggunakan obat
ini dilarang mengendarai kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin.
Hati-hati bila diberikan pada wanita hamil dan menyusui, gangguan fungsi ginjal
dan hati, riwayat penyalahgunaan obat dan atau alkohol, penderita kelainan
kepribadian yang nyata. Keamanan penggunaan pada anak-anak dibawah 18 tahun
belum diketahui dengan pasti. Gejala kelebihan dosis alprazolam adalah
mengantuk, konfusi, gangguan koordinasi, penurunan refleks dan koma. Penanganan
saat terjadi kelebihan dosis :
-
Penderita dirangsang untuk muntah dan
lakukan pengosongan lambung.
-
Penderita dirawat intensif dengan terapi
simtomatis dan suportif untuk memelihara fungsi kardiovaskular, pernapasan dan
keseimbangan elektrolit.
1 comments:
Post a Comment