Rheologi, berasal dari
bahasa Yunani, Rheo berarti mengalir
dan logos (ilmu), yang diguna kan pertamakali oleh
Bingham dan Crawford untuk menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari
padatan.
Viskositas adalah suatu
sifat yang menyatakan tahanan dari suatu
cairan untuk mengalir; jadi makin tinggi viskositas makin besar tahanannya
untuk mengalir.
Pentingnya
rheologi dalam bidang farmasi (menurut Scott-Blair) yaitu penerapannya dalam
formulasi dan analisis produk farmasi tersebut, seperti emulsi, pasta, suppositoria
dan penyalutan tablet. Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan,
pengisian ke dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah bisa dituang dari botol, pengeluaran dari tube,
atau melewati jarum suntik.
Sifat-sifat rheologi dari sistem
farmasetik dapat mempengaruhi pemilihan alat yang akan digunakan untuk
memproses produk tersebut dalam pabriknya.
Sistem Aliran/ Rheologi
Hukum aliran dari Newton
Perhatikan sebuah balok cairan yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul
parallel, bagaikan setumpuk kartu, lihat gambar 4-1. Lapisan dasar dianggap
menempel pada tempatnya. Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu
kecepatan konstan, setiap lapisan dibawahnya akan bergerak dengan suatu
kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dengan lapisan dasar yang diam.
Perbedaan kecepatan (dv) antara dua
bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dr) adalah “perbedaan kecepatan” atau rate of shear, dv/dr. Gaya per satuan luas F’/A diperlukan untuk
menyebabkan aliran, ini disebut shearing
stress (tekanan geser) Newton
adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan secara
kuantitativ. Dia menemukan bahwa makin besar viskositas suatu cairan, akan
makin besar pula gaya
per satuan luas (shearing stress)
yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate
of shear tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung
dengan shearing stress atau dimana h adalah koefisien viskositas,
biasanya disebut sebagai viskositas
saja. Seringkali ditulis sebagai
dimana F =
F’/A dan G = dv/dr
Satuan viskositas adalah poise, (dinyatakan pada gbr 4-1)
sebagai shearing forse (tekanan
geser) yang dibutuhkan untuk menghasilkan kecepatan 1 cm/detik antara dua
bidang cairan yang parallel dimana luas masing-masing adalah 1 cm2
dan dipisahkan oleh jarak 1 cm.
Satuan cgs untuk poise adalah
dyne detik cm-2
(g/cm.detik). Satuan-satuan ini dengan mudah diperoleh dari analisis dimensi
dari koefisien viskositas.
Satuan yang lebih enak digunakan adalah sentipoise, cp (jamak, cps) dimana 1 cp sama dengan 0,01 poise. Istilah fluiditas ,q, didefinisikan sebagai kebalikan dari
viskositas :
Viskositas
Kinematis
Dalam Farmakope
Amerika Serikat (USP), FI ed IV diterangkan mengenai viskositas kinematis
yang merupakan viskositas absolut.
Satuan dari viskositas kinematis adalah stoke(s) dan senti stokes
Contoh 1. (a) Dengan menggunakan viskometer
Ostwald, viskositas aseton diukur dan didapat bahwa aseton mempunyai viskositas
0,313 cp pada 25 oC. r = 0,788 g/cm3. Berapakah viskositas kinematis aseton
pada 25oC ?
(b) Air (sebagai standar)
viskositasnya pada 25oC (h = 0,8904). Berapakah viskositas aseton relative terhadap air ?
Jawab : (a) viskositas kinematis = 0,313 cp ¸ 0,788 g/cm3 =
0,397 poise/(g/cm3)
atau 0,397 senti stoke
(b) hrel(aseton) = 0,313 cp/0,8904 cp =
0,352 (tanpa satuan)
Ketergantungan Temperatur dan Teori Viskositas.
Bila viskositas gas meningkat dengan: naiknya temperatur,
maka viskositas cairan justru menurun, jika temperatur dinaikkan. Fluiditas
dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat
dengan makin tingginya temperatur. Ketergantungan viskositas cairan terhadap
temperatur untuk sebagian besar zat di nyatakan oleh persamaan yang analog
dengan persamaan kinetik; kimia Arrhenius (hlm. 766).
h = AeEvlRT
di mana A adalah
suatu konstanta yang bergantung pada bobot molekul dan volume molar dari cairan
tersebut, dan EV adalah
suatu "energi pengaktifan"' yang dibutuhkan untuk memulai aliran
antara molekul-molekul tersebut.
Energi penguapan dari suatu cairan adalah energi yang diperlukan untuk memindahkan
suatu molekul dari cairan tersebut, meninggalkan suatu "lubang" di
belakang yang ukurannya sama dengan ukuran molekul yang pindah tersebut. Lubang
ini juga harus tersedia dalam suatu cairan jika satu molekul mengalir melewati molekul
lainnya. Energi pengaktivasi untuk aliran ditemukan kira-kira sepertiga dari
energi penguapan, dan dapat disimpulkan bahwa tempat kosong yang diperlukan
untuk mengalir kira-kira sepertiga volume dari suatu molekul. Ini disebabkan
kenyataan bahwa suatu molekul dalam mengalir dapat kembali dan berpindah dalam
suatu ruang yang lebih kecil dari ukuran sebenarnya, seperti sebuah mobil dalam
tempat parkit yang penuh sesak Dibutuhkan, lebih banyak energi untuk memecah
ikatan dan membuat cairan tersebut mengalir, di mana cairan tersebut tersusun
dari molekul-molekul yang dihubungkan dengan ikatan hydrogen.
0 comments:
Post a Comment