A. Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh
permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh
kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg
dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai
0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis
terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan
atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,
punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang
berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal
dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis
atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. (Ganong, 2008).
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan
avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel
melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai
tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis
hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6
minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas
sampai yang terdalam):
1.
Stratum Korneum
Terdiri dari sel keratinosit yang bisa
mengelupas dan berganti.
2.
Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat
pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3.
Stratum Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal
gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum
Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum
Basale (Stratum Germinativum)
Terdapat
aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel
epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi
ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu
lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier,
organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel,
pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans) (Wasitaatmadja,
1997).
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang
sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi,
yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri
dari dua lapisan :
Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat
jarang.
Lapisan
retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen
menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin
jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia
meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen
saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan
kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis
mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa
derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi
Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing
forces dan respon inflamasi (Wasitaatmadja, 1997).
SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis
yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang
menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan
ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis /
hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol
bentuk tubuh dan mechanical shock absorber. (Wasitaatmadja, 1997).
Reseptor yang cepat
beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu
mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor ini cepat
beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai jam tangan, cincin
dan sebagainya. Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena adanya
adaptasi cepat reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan menyadarinya
karena adanya off response (Sherwood, 2001).
Mekanisme adaptasi
untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian
corpuscle) suatu reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran
diketahui dari sifat-sifat fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung reseptor
khusus yang terdiri dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit
bawang yang membungkus ujung perifer suatu neuron aferen (Sherwood, 2001).
Setiap neuron sensorik berespons
terhadap informasi sensorik hanya dalam daerah terbatas dipermukaan kulit
sekitarnya, daerah ini dikenal sebagai lapangan reseptif (receptive field). Ukuran lapangan reseptif bervariasi berbanding
terbalik dengan kepadatan reseptor didaerah tersebut. Semakin dekat penempatan
reseptor jenis tertentu, maka semakin kecil daerah kulit yang terpantau oleh
reseptor tersebut. Semakin kecil lapangan reseptif di suatu daerah maka semakin
besar ketajaman (acuity) atau
kemampuan diskriminatif (Sherwood, 2001).
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk
pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu
antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini
memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan
satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat
nutrient dari dermis melalui membran epidermis (Moffat, dkk., 2004).
B. FISIOLOGI KULIT
Kulit
merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier
infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan
dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi
mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi
kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada
daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan
keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible
loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan
dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi
vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan
melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat
meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah
kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas. dapat
meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah
kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.
Sensasi kulit adalah sensasi yang reseptornya ada
dikulit, sedangkan sensasi visera adalah sensasi yang berkaitan dengan persepsi
lingkungan dalam, nyeri dari alat-alat visera biasanya digolongkan sebagai
sensasi visera. Terdapat 4 sensasi kulit yaitu: raba-tekan (tekanan adalah
rabaan yang ditahan agak lama), dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung
berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf
yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung (Ganong, 2008).
C.
Fungsi Kulit
Kulit
mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1.
Pelindung atau proteksi
Epidermis
terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan
tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh,
menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh
serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2.
Penerima rangsang
Kulit
sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit,
suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa
dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3.
Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit
mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C.
Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas
adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas
akan hilang dengan penguapan keringat.
4.
Pengeluaran (ekskresi)
Kulit
mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat
yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan
zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan
melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.
5.
Penyimpanan.
Kulit
dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6.
Penyerapan terbatas
Kulit
dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat
diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui
kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran
darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7.
Penunjang penampilan
Fungsi
yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan
bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat
mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi
otot penegak rambut.
C.
Warna Kulit
Warna
kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan
atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat
dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama
ditentukan oleh :
1.
Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2.
Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3.
Melanin yang berwarna coklat
4.
Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5.
Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
abuan.
Dari
semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit
adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh
faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin
sejenis asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir
melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase
dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada
suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran
dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai
golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit
terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel
melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan
benih.
D.
Jenis-jenis Kulit
Upaya
untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih dahulu harus
mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat menentukan
cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai, menentukan warna
untuk tata rias serta untuk menentukan tindakan koreksi baik dalam perawatan
maupun dalam tata rias. Kulit yang sehat memiliki ciri :
1.
Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun
2.
Kulit senantiasa kenyal dan kencang
3.
Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya
4.
Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur
5.
Kulit terlihat segar dan bercahaya
6.
Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.
Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan
menjadi :
1.
Kulit Normal
Kulit
normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous gland) pada
kulit normal biasanya ‘tidak bandel’, karena minyak (sebum) yang
dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Meski
demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar senantiasa bersih,
kencang, lembut dan segar. Jika tidak segera dibersihkan, kotoran pada
kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak terawat
akan mudah mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun
tampak lelah.
Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab
berembun, segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta
tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika
dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat
dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal
akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkan timbulnya
jerawat.
2.
Kulit Berminyak
Kulit
berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh
hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20
tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya.
Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous gland)
sangat produktif, hingga tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum) yang
harus dikeluarkan. Sebaceaous gland pada kulit berminyak yang biasanya
terletak di lapisan dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif. Pemicunya dapat
berupa faktor internal atau faktor eksternal, yaitu :
a.
Faktor internal meliputi :
1)
Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak,
cenderung akan memiliki kulit berminyak
pula.
2)
Faktor hormonal : hormon manusia sangat mempengaruhi produksi keringat.
Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi
atau hamil akan lebih sering
berkeringat. Selain itu stres dan banyak
gerak juga dapat menjadi pemicu
keringat berlebihan.
b.
Faktor eksternal meliputi :
1)
Udara panas atau lembab.
2)
Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang terlalu
pedas baik karena cabai atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang
berbumbu menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu berminyak serta
makanan dan minuman yang terlalu panas. Kulit berminyak memerlukan perawatan
khusus dibandingkan kulit normal. Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang
dibiarkan akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang pada saat
selanjutnya akan menjadi jerawat, radang atau infeksi.
Merawat kulit berminyak bukan berarti membuat kulit
benarbenar bebas minyak, karena minyak pada kulit tetap diperlukan sebagai alat
pelindung alami dari sengatan sinar matahari, bahanbahan kimia yang terkandung
dalam kosmetika maupun terhadap polusi. Yang perlu dilakukan adalah menjaga
agar kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap dalam keadaan bersih agar
bakteri penyebab jerawat dapat terhambat. Memiliki jenis kulit berminyak,
memiliki kelebihan yaitu membantu menjaga kelembaban lapisan dermis hingga
memper-lambat timbulnya keriput.
Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T
tampak berlebihan, tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah menyerap
kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan wajah seringkali
tidak dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta tidak mudah timbul
kerutan.
3.
Kulit Kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup
merepotkan bagi pemiliknya, karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek
yang tidak segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit
kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan cenderung
sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit tidak mampu
mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku
seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan
krim pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin,
perubahan cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan
sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang
berkulit kering.
Berbagai faktor yang menjadi penyebab kulit menjadi
kering,
diantaranya
:
a.
Faktor genetik
Faktor
genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk kondisi kulit wajah yang
kering.
b.
Kondisi struktur kulit
Kondisi
kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup lubrikasi untuk kulit,
menimbulkan dehidrasi pada kulit.
c.
Pola makan
Pola
makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin A dan vitamin B
merupakan salah satu pemicu kulit menjadi kering.
d.
Faktor lingkungan
Pengaruh
lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin, udara dingin, radikal bebas
atau paparan sabun yang berlebihan saat mandi atau mencuci muka pun akan sangat
berpengaruh pada pembentukan kulit kering
e.
Penyakit kulit
Kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi
penyebab kulit kering adalah karena kulit terserang penyakit tertentu seperti
eksim, psoriasis dan sebagainya. Kulit kering merupakan bentuk lain dari tanda
tidak aktifnya kelenjar thyroid dan komplikasi pada penderita diabetes.
Kulit kering terjadi jika keseimbangan kadar minyak terganggu. Pada kulit berminyak
terjadi kelebihan minyak dan pada kulit kering justru kekurangan minyak.
Kandungan lemak pada kulit kering sangat sedikit,sehingga mudah terjadi penuaan
dini yang ditandai keriput dan kulit terlihat lelah serta terlihat kasar. Kulit
kering memerlukan perawatan yang bersifat pemberian nutrisi agar kadar minyak
tetap seimbang dan kulit dapat selalu terjaga kelembabannya.
Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi
mudah menjadi kasar, mudah merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi
kulit ari, tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan oleh
berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau kelenjar minyak.
Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang disebabkan oleh menurunnya
elastisitas kulit dan berkurangnya daya kerut otot-otot, mudah timbul noda
hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah luntur, reaktivitas
dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsangan-rangsangan berkurang
sehingga peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram dan
lelah.
4.
Kulit Sensitif
Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas
gejala-gejala penambahan warna, dan reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit
sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka
terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah
kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan
permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-bentuk
reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga
luka yang jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna
kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergen memacu pembuluh darah
dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya tadi,
perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta mengurangi dan menanggulangi
iritasi.
Kulit sensitif seringkali tidak dapat diamati secara
langsung, diperlukan bantuan dokter kulit atau dermatolog untuk
memeriksanya dalam tes alergi-imunologi. Dalam pemeriksaan alergi,
biasanya pasien akan diberi beberapa allergen untuk mengetahui kadar
sensitivitas kulit. Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah
alergi, cepat bereaksi terhadap allergen, mudah iritasi dan terluka,
tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat
dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat kemerahan. Faktor-faktor
yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain : makanan
yang pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin
atau vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar
ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif.
Meski timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan kosmetika
tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda kulit sensitif. Kemungkinan
bercak kemerahan tadi hanya menandakan iritasi ringan, yang akan hilang sendiri.
Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif jika iritasi kemudian meluas
dan sukar sembuh. Untuk membedakannya perlu dilakukan tes alergi-imunologi oleh
dokter kulit.
5.
Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran
Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak
ditemukan di Asia. Banyak wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki
kulit kombinasi : kering-berminyak atau normal-berminyak. Pada kondisi tertentu
kadang dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar
minyak di wajah tidak merata. Pada bagian tertentu kelenjar keringat sangat
aktif sedangkan daerah lain tidak, karena itu perawatan kulit kombinasi
memerlukan perhatian khusus. Area kulit berminyak dirawat dengan perawatan
untuk kulit berminyak dan di area kulit kering atau normal dirawat sesuai
dengan jenis kulit tersebut. Kulit kombinasi atau kulit campuran memiliki
ciri-ciri sebagai berikut : kulit di daerah T berminyak sedangkan di daerah
lain tergolong normal atau justru kering atau juga sebaliknya. Di samping itu
tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area kulit berminyak akan terjadi penebalan
dan di area normal atau kering akan lebih tipis.
0 comments:
Post a Comment