Wednesday 7 November 2012

Instrumen alat AAS
sampel dengan berbagai konsentrasi

Instrument Alat HPLC


Tuesday 6 November 2012

Full Aktifitas, Jgn lupa Sholat


Friday 2 November 2012

IBUPROFEN



Obat pertama dari kelompok propionat(1969) ini adalah NSAID yang paling banyak digunakan, berkat efek sampingnya relatif ringan dan status OTC-nya di kebanyakan negara. Zat ini merupakan campuran resemis, dengan bentuk dextro yang aktif. Daya analgetik dan antiradangnya cukup baik.

Farmakologi dan Indikasi
Farmakologi
Ibuprofen adalah NSAID yang memiliki aktivitas analgetika dan antipirretik. Merupakan inhibitor nonselektif cyclo-oxygenase-1 ( COX-1) dan COX-2 dan mengubah fungsi platelet secara reversibel dan memperpanjang pendarahan.

Farmakokinetik
Level serum 10mg/L ( 48 mol/L  untuk efek antipiretik. Konsentrasi serum diatas 200 mg/L (971 mmol/L) satu jam setelah overdosis akut kemungkinan karena keracunan hebat (apnea, metabolik acidosis, dan koma ). Secara cepat diabsorbsi dari GIT dengan bioavailabilitas diatas 80%. Level serum puncak pada anak-anak 17-42 mg/L (82-204 mol/L) setelah pemberian dosis 5mg/kg dan 25-53 mg/L (121-257 mol/L) setelah dosis 10mg/kg dicapai pada 1,1 kurang lebih 0,3 jam. Terikat kuat, lebih dari 99% dengan plasma protein; di metabolisme paling sedikit 2 metaboit in aktif

Dosis Dan Pemakaian
Per Oral untuk nyeri rngan sampai sedang 400 mg q 4-6 jam jika perlu. PO untuk primary dysmenorrhea 400 mg q 4 jam jika perlu. PO rematoid arthritis dan osteoarthritis 400-800 mg tid atau qid, sampai maksimum 3,2 g/hari
Kontra indikasi
Sindrom polip nasal, angiodema, bronkhopastik
Adverse Reactions
Gastric distress, pendarahan, diare, vomiting, dizzines dan skin rash kadang terjadi. GI ulserasi (semua NSAIDs beresiko tinggi terjadi dengan dengan dosis tinggi) dan retensicairan telah dilaporkan. Ibuprofen kadang juga menyebabkan gangguan renal, khususnya bagi pasien yang telah mempunyai penyakit ginjal, CHF,atau sirosis. Kadang meski jarang, juga dilaporkan terjadi sedikit peningkatan waktu pendarahan , ensim – ensim dihati , lymphopenia , agranulositosis, anema aplastik, dan meningitis aseptic.

Interaksi obat
NSAIDs kemungkinan menghambat respon antihipertensi dari ACE inhibitor, beta bloker, deuritik,. Selama terapi dengan menggunakan antikoagulan ada kemungkinan terjadi GI bleeding dan efek antiplatelet NSAIDs dapat meningkatkan resiko bleeding. NSAIDs dapat menurunkan klirens renal dari litium. Beberapa NSAIDs (terutama indometasin dan ketoprofen) menurunkan klirens metotresat. Indometasin (dan kemungkinan NSAIDs lainnya) dapat menurunkan fungsi renal.

Intruksi Pasein
Obat dapat diminum bersama makanan, susu, atau antasid untuk memini,alkan gangguan lambung. Laporkan bila ada gejala gastrointestinal ulceration atau pendarahan, gangguan kulit , tambah berat badan, atau edema. Serangan pusing dapat terjadi ; gunakan secara hati – hati.

Pencegahan
Hindari selma kehamilan gangguan secara hati – hati pada penderita penyakit ginjal, CHF atau sirosis, riwayat penyakit ulser atau pendaraha; atau beresiko terjadi penyakit peptic ulser.

Parameter Monitoring
Monitor kekurangan darah, berat meningkat dan fungsi renal selama penggunaan jangka panjang.

Bentuk Sediian
Cap 200, 400mg; chew tab 50 , 100mg; tab 100,200,400,600,800mg ; Drp 40mg/ml; susp 20,40mg/ml

Paten / Dagang
Ibuprofen (kaple 200mg;400mg) ; nofena(kaplet 200mg); arthrifen (tablet salut 200mg); prosis (tablet kunyah 100mg; kaplet salut 200mg; suspensi 100mg/5ml; sirop forte 200mg/5ml).

Thursday 1 November 2012

SENYAWA C, H, O dan N



 Hampir 75% dari senyawa senyawa farmasi mengandung unsur  nitrogen baik berasal dari alam maupun yang dibuat sintetis  paracetamol Nitogen di dalam senyawa farmasi baisanya terikat dalam bentuk: sebagai senyawa nitro dalam ikatan dengan senyawa karbon, sebagai amine primer, sekunder atau tetsier yang bersifat basa; sebagai ammonium kiuarterner; golongan amin aromatis, asam amida netral, garam ion zwitter seperti asam amino.

Reaksi Umum
1.Sebagai Nitro Aromatik.
Prinsip metode ini perubahan nitro aromatic menjadi amine primer aromatis.
 Cara kerja : Sejumlah 50 mg senyawa nitro aromatik dilarutkan di dalam etanol tambahkan 3 ml HCl encer, 4 ml air dan 200 mg Zn, Campuran dipanaskan dipenangas air selama 10 menit, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Diazo A. Selanjutnya larutan dituangkan ke dalam 2 ml pereaksi Diazo B; terbentuk warna jingga atau endapan jingga Contoh: Nitrazepam.
 
2.Amine primer Alifatis
Reaksi Sentol : Adisi dengan Carbon Disulfida
 Cara kerja: Larutan senyawa amine alifatis dilarutkan di dalam etanol lalu dituangi dengan karbon disulfide sama banyak, dipanaskan sampai kelebihan CS2.menguap, pada sisa larutan tambahkan HgCl2, tercium bau khas menunjukkan adanya amine primer alifatik  Contoh; Amitriptyline, Cinnarizine, Ethambutol, Methadone, Pethidine, Propranolol, Timolol dan Verapamil.
3.Senyawa Basa Amine
 Reaksi Mayer ; Senyawa basa amine membentuk endapan kekuning-kuningan.
Cara kerja: Senyawa basa amine dilarutkan didalam air, jika tidak larut ditambahkanb asam sulfat maupun asam klorida agar terbentuk larutan jernih,  lalu dimasukan kedalam tabung reaksi ditambahkan beberpa tetes pereaksi Mayer maka akan terbentuk endapan kekuningan. Reaksi dapat juga dilakukan di objek glas. Contoh Chinin HCl, Coffein.
4. Senyawa Amine primer aromatik
 Reaksi Diazo
Cara kerja ; Sejumlah 50 mg senyawa amine primer aromatis di larutkan dalam   1 ml HCl 3N, larutan direaksikan dengan 2 tetes Diazo A Selanjutnya larutan dituangkan ke dalam 2 ml pereaksi Diazo B; terbentuk warna merah jingga atau endapan jingga reaksi positip untuk Benzokain, Prokain dan reaksi ini positip bila terlebih dahulu ditambahkan HCl dan dipanaskan dipenangas air selama 10 menit terlebih dahulu sebelum ditambahkan Diazo A maupun Diazo B, contoh Klordiazopoxid, HCT, Oksazepam dan Phenacetin.

5. Senyawa Amine sekunder
Flourescamine  test
Cara kerja :  Senyawa amine sekunder dilarutkan di dalam 2 ml HCl 3 N didinginkan pada suhu 5o C lalu ditambahkan 2 ml  larutan NaNO2 1 %, didiamkan selama 5 menit, lalu larutan diencerkan dengan air sebanyak 5 ml dan dikocok dua kali, setiap pengocokan ditambahkan eter 5 ml,  ambil eternya dan dicuci lalu diuapkan sampai kering, sisa penguapan ditambahkan fenol 50 mg, dipanaskan sebentar, didinginkan dan direaksikan dengan 1 ml H2SO4 terbentuk warna merah dan bila diencerkan dengan ar terbentuk warna merah.


  1. Senyawa Imidazole
Reaksi dengan  asam sulfanilat terdiazotasi
Cara kerja : Senyawa nitrogen yang mempunyai gugus imidazole di larutkan di dalam NaOH 3 N sebanyak 1 ml lalu ditambahkan larutan asam sulfanilat ( 0,5 gram asam sulfanilat dilarutkan di dalam 70 ml air lalu direaksikan dengan HCl 6 N 6 ml tambahkan air hingga 100 ml) dan NaOH 10% sama banyak maka akan terbentuk warna merah Contoh: Parasetamol

 Untuk senyawa nitrogen dapat juga dilakukan reaksi umum dibawah ini :
1    Reaksi Dragendorf
2.   Reaksi Bauchardat
3.   Reaksi Ninhidrin
1.      Reaksi degan Ortho Phtalaldehyde/Betta- Mercaptoetanol.
2.      Reaksi Isonitril
3.       Kondensasi dengan  Natrium 1,2 Naphthoquinone 4 sulfonat
analisis kimia
7.   Reaksi dengan Asam Nitrit.